Senin, 29 Maret 2010

Ka’ ini untukmu…!!!! Share

Kalau kita bicara menegenai kasih sayang seorang ibu yang tanpa batas, lalu bagaiman dengan kasih sayang seorang kaka’ samakah kasih sayangnya dengan kasih ibu…
Pernah denger pernyataan kasih sayang kakak sama besarnya dengan kasih sayang orang tua…
Ini kisahnya….!!!! Selamat membaca!!!

Kisah ini terjadi pada seorang gadis kecil benama Ana. Sejak kecil Ana hidup dengan empat kakaknya, ibunya meninggal dunia pada saat dia berusia 2 th, bapaknya juga meninggal pada saat dia berusia 9bulan. Ana tumbuh dengan didikan kakak-kakaknya. Dari empat kakanya, kakak pertamanayalah yang menyayanginya seperti anakanya sendiri. Setiap kali Ana berbuat salah, kakanya selalu mengajaknya duduk bersama dan bercerita, tujuanya agar Ana dapat mengambil nilai penting dari setiap ceritanya itu. Ana selalu senang dengan cerita kakanya ini, dalam setiap cerita yang diceritakan kakaknya selalu ada nilai yang ingin kakaknya sampaikan pada adik kecilnya itu. Biasanya ceritanya tidak jauh2 dari pengalaman orang tuanya, secara tidak langsung Ana menjadi da[at mengenal sosok orang tuanya dari cerita2 kakanya. Setelah mendengar cerita kakaknya itu, biasanay Ana selalu tertidur lelap di pangkuan sang kakak, diakir cerita kakaknya. Ana suka sekali tidur di pangkuan sang kakak, apalagi kalau sedang menonton TV bersama sang kakak, tertawa besama tapi lama kelamaan matanya akan sayu, dan tak terasa kepalanya sudah menyender dipaha sang kakak dan memejamkan mata, baisanya kakanya akan menggendongnya dan memindahkannya ke tempat tidur. Pada bagian ini yang paling ana sukai, biasanya dia selalu berpura-pura tertidur lelap saat kakaknya menggendongnya. Agak bandel memang anak ini….!. Ana kecil pernah akan diambil oleh paman dari almarhum ayahnya untuk dijadikan anak angkat, tapi sang kakak menolak karena pesan orang tua tidak boleh berpisah walaupun keadaan susah. Kakak pertama Ana benar-benar menjaga amanat orang tuanya, dia membiayai semua kebutuhan adiknya bersekolah. Anapun tak pernah menyia-nyiakan kepercayaan sang kakak, terbukti dari perjuangannya untuk mendapat ranking pertama di sekolah SD nya. Ana sangat menyayangi kakaknya, kasih sayangnya besar sekali untuk kakaknya itu. Ana selalu mengingat setiap cerita2 yang kakaknya berikan. Bahkan itu menjadi sebuah pondasi penting dalam pembentukan karakternya. Baginya Kakaknya adalah kado terindah yang Allah berikan sepeninggal orang tuanya. Hari- harinya diisi dengan penantian kedatangan sang kakak karena sang kakak harus pergi merantau ke negeri seberang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan adik2nya. Hanya setahun sekali Ana dapat bertemu dengan kakaknya itu, mereka dapat melepas rindu ketika bulan penuh berkah itu datang. Yah,,, dia hanya dapat bertemu kakak tercintanya pada saat bulan Ramadahan dan Idul Fitri saja.
Saat itu Ana sedang harap- harap cemas menanti kedatangan sang kakak yang hanya tinggal beberapa hari lagi, dia baru saja menginjak kelas 3 sma saat petir menyambar relung-relung hatinya yang penuh harapan. Suara itu jelas sekali, walaupun hanya bersasal dari kumpulan komponen jaringan telepon.
“ Ana, kakakmua Ana…kakakmu masuk rumah sakit, dia jatuh pingsan dan sekarang berada di ICU”.
Butiran air beningpun mengalir jatuh membasahi pipi-pipinya….tangisan itu di susul oleh pertanyaan penuh penasaran kakak perempuannya yang tak tahu apa yang Ana bicarakan dengan seseorang di telepon tadi. Tangisanpun pecah ketika 2 jam kemudian kabar mengejutkan itu datang…
“ Ana, kakakmu sudah tidak ada…dia pergi menemui sang penciptanya…”
Ana jatuh pingsan, tak kuasa menahan duka mendalamnya. Hari penuh tawa yang Ana bayangkan berubah begitu saja,harinya kini mendung…gelap dan penuh kilatan-kilatan petir yang senantiasa menusuk setiap relung hatinya, tetesan air mata mengalir bersama kenangan-kenangan indah bersama sang kakak.
Ana bersedih,,, berduka… air matanya sering jatuh disetiap lamunannya sekarang.
Sampai saat ini nasehat, senyum dan petuah-petuah sang kakak selalu terngiang disela-sela lamunannya. Kerinduan akan sosok kakaknya itu tak pernah hilang bahkan mengisi sebagian besar hatinya. Harapannya, dia dapat bertemu dengan kakak tersayangnya itu suatu saat nanti. Yah…Suatu saat nanti di tempat terindah yang Allah berikan….!!!!

2 komentar:

Fajar Ahmad mengatakan...

ima.... I dont know what to say!! I'm so sorry to hear that...

I'm always with you!!

ima pelzer mengatakan...

ok, brother.....
it's just the part of my life....
stay cool right....!!!!!

Posting Komentar